Rabu, 01 Mei 2013

Teknik Menata Cahaya



TATA CAHAYA

Ada 2 jenis tata cahaya yang utama yang sering dipakai oleh juru kamera, yaitu :
High Key adalah sebuah scene yang penampilannya lebih condong ke cerah. Efek dari tata cahaya high key relative hanya sedikit ada bayangan, tetapi penting juga ada sedikit bagian yang gelap sebagai bahwa indikasi bahwa high key bukan over exposed.

Low Key adalah sebaliknya, hanya bagian – bagian yang pokok yang diberikan cahaya cukup, sedangkan bagian – bagian lainnya ada dalam bayangan gelap. Sering terjadi juga salah pengertian bahwa untuk mendapatkan efek low key ialah dengan membuat under exposed, yang benar adalah perbandingan ratio antara gelap dan terang.

Tata cahaya mempunyai beberapa fungsi, antara lain :

Key Light, merupakan sumber cahaya utama untuk suatu karakter tertentu disuatu tempat dalam scene. Jika objeknya bergerak maka menggunakan beberapa key light

Fill Light, tujuannya untuk mengisi ( fill ) bayangan yang disebabkan oleh key light. Karena harus dihindari agar tidak menimbulkan bayangan baru, maka biasanya ditempatkan dekat kamera. Fill light bisa juga dengan menggunakan sumber cahaya soft. Kualitas dari soft light yang tidak menimbulkan bayangan memberikan kebebasan dalam penempatannya.

Back Light, ditempatkan diatas atau dibelakang objek untuk memberi cahaya diatas kepala atau diatas pundak.

Dalam tata cahaya kadang diperlukan efek khusus. Efek cahaya lain yang sering digunakan adalah Eye Light, sebuah lampu kecil dengan cahaya kuat yang ditempatkan di dekat kamera. Karena cahayanya lemah maka dia menimbulkan fill light di mata actor, disamping refleksinya akan membuat matanya berbinar. Terakhir adalah background light atau set light, untuk memberi cahaya pada tembok atau furniture.


Tata Cahaya/Lampu


Tata cahaya/lampu adalah unsur tata artistik yang cukup penting dalam pertunjukan teater. Sejak ditemukannya lampu sebagai penerangan, manusia menciptakan modifikasi dan menemukan hal-hal baru yang dapat digunakan untuk menerangi panggung pementasan. Seorang penata cahaya/ lampu perlu mempelajari pengetahuan dasar dan penguasaan peralatan tata cahaya/lampu yang selanjutnya dapat diterap-kan dan dikembangkan untuk kepentingan artistik pemang-gungan.

a. Fungsi Tata Cahaya/Lampu
Tata cahaya/lampu yang hadir di atas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya menghadirkan kemung-kinan bagi sutradara, aktor dan penonton untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton tentang segala sesu-atu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa difungsikan bekaitan dengan peran tata cahaya/lampu tetapi fungsi dasar tata cahaya/lampu ini ada empat, yaitu pene-rangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir .

Penerangan. Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya/panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi juga memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area di atas panggung memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur de-gan tujuan dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku aktor di atas pentas.

Dimensi. Dengan tata cahaya/lampu kedalaman sebuah obj-ek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan memba-gi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif tata panggung. Jika semua objek dite-rangi dengan intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan penga-turan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi objek akan muncul.

Pemilihan. Tata cahaya/lampu dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adegan mengguna-kan kamera maka sutradara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam teater, penonton secara normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan fokus perhatian pada area atau aksi tertentu. Pengaturan tata cahaya/lampu ini tidak hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor di atas pentas serta keindahan tata pang-gung yang dihadirkan.

Atmosfir. Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya/lampu adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang mempe-ngaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam pe-ristiwa lakon. Tata cahaya/lampu mampu menghadirkan sua-sana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya tek-nologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbe-da dengan siang hari.

Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya, masing-masing fungsi memiliki interaksi (sa-ling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan dengan memilih area tertentu untuk memberikan gambaran dimensi-onal objek, suasana, dan emosi peristiwa.

Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya me-miliki fungsi pendukung yang dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya. Beberapa fungsi pendu-kung yang dapat ditemukan dalam tata cahaya adalah sebagai berikut.

Gerak. Tata cahaya tidaklah statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan berpindah dari area satu ke area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan cahaya ini mengalir sehingga kadang-kadang perubahannya disadari oleh penonton dan kadang tidak. Jika perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam area yang berbe-da, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi perganti-an cahaya dalam satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara langsung disadari. Tanpa sadar penon-ton dibawa ke dalam suasana yang berbeda melalui perubah-an cahaya.

Gaya. Cahaya dapat menunjukkan gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya realis atau naturalis yang mensya-ratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya mengikuti cahaya alami seperti matahari, bulan atau lampu meja. Dalam gaya Surealis tata cahaya diproyeksikan untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di luar kenyataan seharihari. Dalam pe-mentasan komedi atau dagelan tata cahaya membutuhkan tingkat penerangan yang tinggi sehingga setiap gerak lucu yang dilakukan oleh aktor dapat tertangkap jelas oleh penonton.

Komposisi. Cahaya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan warna yang dihasilkannya.

Penekanan. Tata cahaya dapat memberikan penekanan ter-tentu pada adegan atau objek yang dinginkan. Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton se-hingga membantu pesan yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang tinggi yang senantiasa disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian penonton dan menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton me-nyelidiki maksud dari hal tersebut.

Pemberian tanda. Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung. Misalnya, fade out untuk mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk memulai adegan dan black out sebagai akhir dari cerita. Dalam pementasan te-ater tradisional, black out biasanya digunakan sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan pergantian set.

b. Peralatan Tata Cahaya/Lampu

Kerja tata cahaya/lampu adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dapat dikerjakan. Penata cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan kualitas cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan karena adanya peralatan tata cahaya/lampu yang memang dirancang untuk tujuan ter-sebut. Penguasaan peralatan tata cahaya/lampu wajib dipela-jari oleh penata cahaya.




Bohlam

Bohlam adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas envelope, filament, dan base. Envelope adalah cangkang yang terbuat dari gelas kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya dari kebakaran. Bohlam Filament merupakan komponen yang mengubah panas listrik men-jadi cahaya. Ukuran dan ben-tuknya bermacam-macam di-sesuaikan dengan ketahanan panas dan hasil cahaya yang dinginkan. Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam pada dudukan yang sesuai dan merupakan komponen yang menghubungkan filament dengan arus listrik.

Reflektor

Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari di-butuhkan reflektor. Cahaya yang hanya berasal dari bohlam sinar-nya kurang kuat dan tidak terarah pancarannya. Dengan reflektor maka pancaran cahaya yang ber-asal dari bohlam dapat ditingkatkan, diatur, dan diarahkan.

Dalam tata cahaya/lampu panggung terdapat banyak jenis lampu. Akan tetapi, secara mendasar dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu flood dan spot. Flood memiliki cahaya dengan sinar yang menyebar sedangkan spot memiliki sinar yang menyorot terarah. Semua lampu memiliki keistimewaan tersendiri dalam menghasilkan cahaya.

Floodlight

Bentuk paling sederhana dalam khasanah lampu panggung adalah floodlight. Bohlam dan reflektor diletakkan dalam sebuah kotak yang dapat diarahkan ke kanan dan ke kiri serta ke atas dan ke bawah untuk mengatur jatuhnya cahaya. Penggunaan lampu flood efektif untuk menyinari backdrop (siklorama) atau ob-jek tertentu dengan jarak dekat. Lampu flood yang menggunakan watt besar dan dikhu-suskan untuk menyinari back-drop disebut cyc-light.

Lampu flood dapat dikom-binasikan dengan merang-kai beberapa lampu dalam satu wadah (compartment). Warna diatur sedemikian ru-pa sehingga dalam satu ko-tak terdapat beberapa lampu yang memiliki warna sama. Beberapa lampu flood yang dirangkai dalam satu kotak dan digantung di atas panggung ini disebut dengan batten atau strip-light. Fungsi lampu ini adalah untuk menyinari backdrop atau siklorama dari atas. Tetapi jika rangkaian ter-sebut diletakkan di bawah pada panggung depan dengan tujuan untuk menyinari aktor dari bawah disebut dengan footlight. Jika rang-kaian ini diletakkan di bawah tetapi tidak di bagian depan panggung dengan tujuan untuk menyinari backdrop atau objek tertentu dari bawah disebut dengan groundrow.


Scooplight

Lampu scoop adalah lampu flood yang menggunakan reflektor ellipsoidal dan dapat digunakan untuk berbagai macam ke-perluan. Sinar cahaya yang dihasilkan memancar secara me-rata dengan lembut. Lampu ini sangat efisien untuk menerangi areal tertentu yang terbatas. Karakter cahayanya yang lembut
membuat lampu scoop sangat ideal untuk memadukan warna cahaya. Selain digunakan untuk panggung teater, lampu scoop juga digunakan untuk televisi, studio photografi, dan gedung yang membutuhkan penerangan khusus, seperti museum.

Fresnellight

Lampu fresnel merupakan lampu spot yang memiliki garis atas sinar cahaya yang lembut. Lampu ini menggunakan reflektor spherical dan lensa fresnel. Karena karakter lensa fresnel yang bergerigi pada sisi luarnya maka bagian tengah lingkaran cahaya yang dihasilkan lebih terang dan meredup ke arah garis tepi cahaya. Pengaturan ukuran sinar cahaya dilakukan dengan menggerakkan bohlam dan reflektor mendekati lensa. Semakin dekat bohlam dan reflektor ke lensa maka lingkaran sinar cahaya yang dihasilkan semakin besar. Sifat lingkaran cahaya yang lembut memungkinkan dua atau lebih lampu fresnel memadukan warna cahaya pada objek atau area yang disinari. Kekurangan dari lampu fresnel adalah intensitas ca-haya tertinggi ada pada pusat lingkaran cahaya sehingga jika seorang aktor berdiri agak jauk dari pusat lingkaran cahaya maka ia kurang mendapat cukup cahaya.

Lampu fresnel dibuat dengan berbagai macam variasi ukuran lensa dan kekuatan (daya). Ukuran lensa dan kekuatan daya mempengaruhi hasil pencahayaan. Selain itu, karena sifatnya yang sedikit menyebar maka jika jarak lampu terlalu jauh dari objek sebaran cahayanya akan menerobos ke objek lain. Karena sifatnya ini, lampu fresnel tidak tepat jika dipasang di baris depan panggung proscenium (apron) karena sebaran cahayanya bisa menerangi bingkai panggung. Fresnel lebih efektif di pasang untuk menyinari panggung tengah.

Profilelight

Lampu profile termasuk lampu spot yang menggunakan lensa plano convex sehingga lingkaran sinar cahaya yang dihasilkan memiliki garis tepi yang tegas. Dengan mengatur posisi lensa, maka lingkaran sinar cahaya bisa disesuaikan. Jika lampu profile dalam keadaan fokus maka batas lingkaran cahaya akan jelas terlihat dan jika tidak fokus batas lingkaran caha-yanya akan mengabur meskipun tidak selembut lampu fresnel.

Lampu profile digunakan karena besaran lingkaran cahaya dan derajat penyinarannya bisa diatur sedemikian rupa. Selain bentuk sinar cahaya yang melingkar lampu profile dapat mem-bentuk cahaya secara fleksibel dengan bantuan shutter. Shutter atau penutup cahaya ini terpasang di empat sisi (atas, bawah, kanan, dan kiri). Dengan mengatur posisi shutter ini maka bentuk cahaya yang dinginkan dapat dikreasikan.

Follow Spot Light

Lampu follow spot sering juga disebut lime adalah lampu yang dapat dikendalikan secara langsung oleh operator untuk me-ngikuti gerak laku aktor di atas panggung. Karena dikendalikan secara manual maka lampu ini memiliki struktur yang kuat baik secara optik maupun mekanik. Keseimbangan diatur sedemi-kian rupa sehingga gerak ke atas dan ke bawah, ke kanan dan kekiri dapat mengalir dengan baik. Pengaturan besar kecilnya ukuran lingkaran sinar cahaya, fokus, dan warna diatur oleh pengendali. Untuk menempatkan lampu ini diperlukan duduk-an (stand) khusus yang dapat diputar dan diatur tinggi ren-dahnya.

Berikut ini adalah beberapa contoh penempatan cahaya dan hasil gambarnya ;

Posisi Lampu dan hasil fotonya

Klik pada foto untuk melihat gambar lebih besar

Pengertian Dan Teknik Low Light



Low Key lighting menonjolkan kontras dari sebuah objek foto. Bedanya terletak pada eksekusi serta hasil akhir. Pada foto low key lighting pencayahaan sangat minim, hanya ditekankan pada bagian-bagian tertentu objek foto. Foto ini sangat cocok untuk menampilkan kesan sedih, dalam, eksotis, mistis, dan sebagainya.Setting lampu biasanya sangat minim. Bisa menggunakan satu jenis lampu atau dua untuk menghasilkan detail dan kedalaman foto.


Teknik Fotografi: Low Key Lighting
Teknik Fotografi: Low Key Lighting (Memanfaatkan lampu jalan)

Pemahaman sederhana untuk menerjemahkan Low Key Lighting adalah foto dengan minim penyinaran atau pencahayaan dengan mengutamakan pencahayaan hanya pada bagian tertentu pada obyek/subyek. Biasanya teknik pencahayaan ini diterapkan pada pemotretan subyek (portraiture) namun sering juga pada pemotretan arsitektur, still-life dan lainnya.

Dalam teknik Low Key Photography tidak selalu menggunakan sedikit lampu/sumber pencahayaan, dapat juga  menggunakan lebih dari banyak lampu dan atau aksesori pemantul cahaya (reflektor/cermin). Tujuannya untuk mengangkat detil pada beberapa bagian pada subyek/obyek foto.
Tips Teknik Low Key Lighting.

Untuk mencoba teknik ini  dapat dimulai dengan menggunakan satu sumber pencahayaan dan latar belakang kain hitam atau warna lain yang gelap. Untuk portraiture, subyek/model mengenakan pakaian hitam atau warna gelap (Low Key Photography juga dikenal dengan istilah Black on Black). Tujuannya untuk mengutamakan wajah subyek/model kita “muncul” pada foto.


Teknik Fotografi: Low Key Lighting (Pencahayaan dari sisi kanan)
Teknik Fotografi: Low Key Lighting (Pencahayaan dari sisi kanan)

Lampu utama (Key Light) diletakkan pada posisi arah 45ยบ dari subyek/model kita dengan ketinggian secukupnya (biasanya sekitar 30cm sampai dengan 50cm), lalu kita arahkan ke kiri atau ke kanan, menunduk atau mengenadah sesuai kemauan kita wujudkan efeknya. Teknik pengaturan lampu utama seperti ini dikenal sebagai Rembrandt Lighting pada Portraiture Photography. Posisikan subyek/model kita cukup jauh dari latar belakang untuk hindari penyinaran yang tidak diinginkan pada latar belakang tersebut. Apabila salah satu sisi pada wajah subyek/model kita terlalu gelap, silakan gunakan pemantul/reflektor untuk megurangi kontras terang-gelap. Pengaturan ini sudah cukup iuntuk memulai pemotretan, dikenal juga sebagai teknik Single Lighting.

Dalam Low Key Lighting Photography, teknik Single Lighting ini dapat dikembangkan dengan menambahkan lampu untuk menyinari rambut atau bagian dari tubuh subyek/model kita untuk memisahkannya dengan latar belakang (hair light atau rim light).

Demikian penjelasan sederhana tentang Low Key Lighting, silakan mencoba.

Selasa, 30 April 2013

10 Tips Untuk Mendapatkan Hasil Maksimal Dari Kamera DSLR Anda


Kamera digital saat ini mengalami perkembangan yang luar biasa cepat. Hampir setiap beberapa bulan produsen kamera akan memperkenalkan sebuah body baru sarat dengan fitur dan teknologi yang sebelumnya tidak tersedia, tetapi hal ini bukan merupakan sesuatu hal yang buruk. Semua fotografer memperoleh manfaat lebih dari kamera baru ini dalam hal meningkatkan kinerja mereka, hal itu berarti Anda mungkin harus meng-upgrade kamera Anda setiap tahun atau lebih. Era kamera menggunakan roll film sudah lewat dimana Anda dulu dapat meng-upgrade kamera Anda setiap lima tahun atau lebih.

Kamera digital saat ini seolah-olah menjelma menjadi sebuah super computer, dimana di dalamnya dapat menghasilkan proses untuk shooting, playback bahkan editing. Untuk pemula atau pro yang sudah berpengalaman, sangat penting untuk mengetahui pengaturan apa saja yang terdapat dalam sebuah kamera dan mengaturnya untuk kebutuhan mereka masing-masing sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dari kamera tersebut. Gunakan tips di bawah ini untuk mendapatkan performa terbaik dari DSLR baru Anda:

1.    Gunakan format file RAW
Memilih format file yang tepat adalah langkah pertama dalam menggunakan DSLR baru Anda. Format file menentukan ukuran dan kualitas gambar yang dapat disimpan pada kartu memori Anda. Terdapat dua pilihan, JPEG atau RAW. File JPEG diproses dalam kamera sesuai dengan pengaturan yang telah Anda tetapkan. File ini baik untuk berbagai keperluan selama Anda mendapatkan eksposure dan white balance yang tepat. Tetapi ketika Anda membuka file JPEG di komputer, data yang telah disimpan dalam format ini akan mengurangi pilihan Anda untuk lebih mengoptimalkan gambar.
File RAW adalah data yang benar-benar murni atau belum diproses, yang mengandung data sensor pixel yang asli.
Software editing saat ini memiliki banyak pilihan untuk pengolahan RAW, yang memungkinkan berbagai penyesuaian dari gambar RAW tanpa menurunkan kualitasnya. Jika Anda baru memulai, coba gunakan opsi RAW + JPEG, jika kamera Anda memiliki pilihan ini untuk mendapatkan kedua format gambar tersebut. Pendekatan ini membutuhkan ruang memori lebih banyak, tetapi Anda memiliki keleluasaan dalam mengolah dan melakukan penyesuaian sesuai dengan keinginan Anda.

2.    Gunakan Noise Reduction pada kamera
Anda dapat mengambil gambar dalam format RAW dan kemudian melakukan sebagian optimasi pada postprocessing. Anda dapat melakukan sharpening, color saturation dan juga contrast serta variable lain dalam Photoshop sebagai media dalam Anda mengolah gambar. Tetapi ada satu pengaturan yang dapat dilakukan di dalam kamera yaitu pengaturan untuk mengurangi noise yaitu noise reduction.
Jika Anda suka mengambil gambar senja hari dan memotret bintang, situasi ini adalah minim cahaya dan memerlukan bukaan lensa dari satu detik hingga lebih dari satu jam. Exposure yang panjang akan mengakibatkan noise yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena sensor digital memanas sehingga mengakibatkan gambar yang diperoleh akan menghasilkan noise yang cukup mengganggu.
Tetapi ada kabar baik dari produsen kamera digital saat ini, bahwa banyak kamera digital sekarang memiliki fasilitas noise reduction. Dalam fotografi digital, pengurangan dark frame adalah cara untuk meminimalkan noise gambar untuk foto yang diambil dengan waktu pemaparan yang panjang (long exposure). Ia mengambil keuntungan dari fakta bahwa komponen noise, yang dikenal sebagai fixed-pattern noise, adalah sama dari satu gambar ke gambar yang lain: yaitu noise yang berasal dari sensor (dead or hot pixels).  Ia bekerja dengan mengambil gambar pada saat rana tertutup. Kamera kemudian menggunakan cara ini untuk mengidentifikasi pixel panas atau noise dan kemudian menghilangkannya. Bagaimanapun juga jangka waktu pengambilan gambar yang pertama adalah sama ketika kamera mengambil gambar untuk dark frame. Dalam contoh di atas, setelah pengambilan gambar bintang selama satu jam, Anda hanya perlu menyimpan kamera sementara dalam jangka waktu satu jam, dan kemudian Anda akan mendapatkan gambar yang bersih dari noise.

3.    Gunakan White Balance
White Balance adalah istilah dalam fotografi untuk kalibrasi titik berwarna putih. Sebagaimana dijelaskan pada bagian suhu warna / color temperature, warna yang dianggap putih dapat bervariasi tergantung pada kondisi pencahayaan. Konsep “warna putih” menjadi bukan sesuatu yang absolut. Kebanyakan kamera digital dapat diatur untuk memilih warna putih sesuai selera Anda, biasanya dengan cara mengarahkan kamera ke objek berwarna putih dalam sinaran cahaya yang ada, teknik ini disebut manual white balance. Beberapa kamera dapat juga mendeteksi adanya cahaya sekitar dan menentukan sendiri warna putih yang dimaksud – hal ini disebut automatic white balance. Sedangkan pemilihan white balance berdasarkan pilihan jenis lampu yang disediakan pada kamera digital disebut pre-set white balance.

4.    Gunakan Autofocus untuk memotret
Untuk objek diam biasanya pada model foto lanskap dan portrait, biasanya Anda pasti sering menggunakan mode fokus manual. Tapi untuk objek bergerak misalkan burung yang terbang di angkasa kita tentu tidak akan dapat menggunakan mode fokus manual untuk dapat menangkap pergerakan burung dengan cepat kita dapat menggunakan mode autofocus.
Terdapat 3 peraturan penting ketika kita menggunakan mode autofocus untuk objek bergerak:
Pertama, aktifkan continuous servo focus. Mode ini memberitahu kamera bahwa objek bergerak sehingga kamera akan terus memfokuskan kembali untuk membekukan objek. Kedua, pilih dynamic focus untuk mengaktifkan lebih banyak titik fokus dalam kamera Anda. Pola ini bervariasi untuk setiap kamera, tetapi biasanya digunakan pola 9-point group pattern untuk objek yang bergerak dalam arah yang diprediksi. Tetapi untuk objek yang bergerak tidak menentu, Anda dapat memilih pola kelompok yang lebih besar. Ketiga, atau yang terakhir adalah dengan mengatur frame rate (jumlah bingkai gambar atau frame yang ditunjukkan setiap detik dalam membuat gambar bergerak; diwujudkan dalam satuan fps (frames per second), makin tinggi angka fps-nya, semakin mulus gambar bergeraknya). Dalam setiap kamera Anda akan menjumpai frame rate yang berbeda-beda, ada yang 5fps, 3.9fps, 6.3fps. Semuanya dapat digunakan tergantung dengan kebutuhan Anda.

5.    Nyalakan High-Speed Flash Sync
TTL Flash (TTL = Through-The-Lens) dalam fotografi telah memiliki kemajuan besar dalam teknologi dan kemampuannya dalam beberapa tahun terakhir. Dengan sepasang flash dan flash pada kamera Anda yang berfungsi sebagai master, Anda dapat mengambil objek secara nirkabel dan menciptakan foto yang menakjubkan dimana saja Anda melakukan perjalanan. Anda dapat mulai belajar menggunakan flash on-camera dalam mode nirkabel baik sebagai master ataupun sebagai flash remote.
Anda dapat mengatur lebih jauh sinkronisasi pada kemera Anda, pada kamera Nikon pengaturan ini dapat ditemukan dalam fungsi custom pada menu yang terdapat di dalam kamera. Sedangkan untuk Canon, opsi ini dapat ditemukan pada flash itu sendiri. Mengatur high speed flash sync. pada kamera, memungkinkan Anda untuk mengambil gambar dengan speed yang lebih cepat dari kecepatan standar rata-rata kamera yang ada saat ini.
Sebagai contoh, ketika Anda sedang mengambil objek seorang model di pinggir kolam renang dibawah sinar matahari yang terik. Anda ingin menggunakan beberapa flash pada bukaan rana f/2.8. Aperture ini akan memberikan efek blur pada latar belakang objek Anda, pada kamera terlihat petunjuk bahwa kecepatan yang harus digunakan adalah 1/1000 detik untuk bukaan yang tepat. High speed flash sync. akan memungkinkan Anda untuk mengambil gambar pada kecepatan yang memungkinkan dan menambahkan beberapa flash sebagai tambahan.

6.    Gunakan Sensor Cleaning
Anda mungkin pernah merasakan sedikit kesulitan ketika harus membersihkan debu yang menempel pada permukaan lensa Anda bukan? Membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit hanya untuk membersihkan bintik-bintik debu.
Saat ini produsen kamera digital sudah menerapkan pada sebagian besar kamera digital yang mereka produksi dengan menambahkan fungsi sensor cleaning pada kamera. Umumnya fungsi ini bekerja ketika kita hendak menyalakan atau mematikan kamera kita. Fungsi ini cukup membantu kita dalam membersihkan sensor pada kamera. Tapi mungkin ada cara yang lebih baik yang dapat kita lakukan yaitu, kita harus mau membersihkan sensor secara manual. Hal ini dapat kita lakukan ketika kita sering berganti lensa, karena debu bisa saja masuk ketika kita melepas dan mengganti lensa. Lakukan hal ini setiap kali kita akan mengganti lensa pada kamera.

7.    Gunakan Depth-Of-Field Preview
Depth of Field (DOF) berarti kedalaman ruang. Di dunia fotografi, DOF secara teknis berarti rentang atau variasi jarak antara kamera dengan subyek foto untuk menghasilkan variasi ketajaman (fokus) gambar yang masih dapat diterima (tidak blur). Dengan kata lain, DOF digunakan untuk menunjukkan ruangan tertentu di dalam foto yang mendapatkan perhatian khusus oleh mata karena adanya perbedaan ketajaman (fokus).
Tombol DOF Preview hanyalah sebuah alat bantu yg memungkinkan kita melihat approximation (perkiraan hasil) foto yang akan terekam oleh kamera. Memang kita hanya bisa melihat perkiraan saja mengingat pandangan pada viewfinder akan bertambah gelap seiring dengan mengecilnya diafragma lensa. Sehingga agak susah menilai mana objeknya yang fokus/tajam dan mana yang tidak.

8.    Gunakan Image Stabilization
Banyak dari lensa kamera saat ini memiliki kemampuan Image Stabilization (stabilisasi-gambar). Teknologi ini secara dramatis telah meningkatkan kemungkinan mendapatkan gambar yang tajam dalam tingkat pencahayaan yang rendah, ketika posisi tangan kita memegang kamera. Mengambil gambar dalam kondisi sangat minim cahaya dengan kecepatan 1/15 detik pada ISO 6400 dengan hasil tajam tanpa blur akibat goncangan tangan, merupakan sebuah dimensi baru dalam era fotografi digital.
Image Stabilizer ada yang dibangun dan ditanamkan ke dalam lensa, dan ada juga dibangun dalam sensor yang ada pada bodi kamera. Sistem ini dapat selalu Anda gunakan kecuali ketika Anda menggunakan tripod atau tergantung dari generasi stabilisasi gambar yang Anda miliki. Beberapa produsen kamera merekomendasikan mengubah stabilisasi menjadi off ketika kita menggunakan tripod. Atau Anda sendiri dapat melakukan riset dari lensa dan kamera Anda untuk dapat menemukan kinerja terbaik dari sistem ini.

9.    Gunakan Rain Cover
Ada satu hal yang harus Anda ingat ketika Anda akan memulai aktifitas dalam pemotretan. Selalu siapkan pelindung kamera dari hujan! (rain cover). Cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini sangat sulit diprediksi, ketika siang hari cuaca akan sangat terang dan begitu panasnya sementara menjelang sore hari akan turun hujan.  Memang saat ini banyak bermunculan kamera dengan fasilitas anti hujan, anti debu dan bahkan anti goncangan ketika jatuh. Semua fasilitas tersebut memang memudahkan Anda ketika melakukan pemotretan dalam berbagai kondisi cuaca. Untuk kamera yang pro, bahkan Anda dapat meninggalkan kamera berdiri sendiri di atas tripod ketika hujan turun, sementara Anda berteduh menunggu saat hujan reda!
Jika demikian hebatnya fasilitas yang disediakan kamera digital saat ini, lantas apa fungsinya lagi pelindung kamera dari hujan? Seorang fotografer profesional mengatakan dalam situsnya: “I use a Nikon D3, and it seems almost indestructible. I’ve dropped it on cement floors and shot it in blinding Gobi Desert sandstorms and Alaskan blizzards, and the camera has never let me down. But I still use a rain cover to protect the camera from the elements. Better to be safe than sorry.”
Nah sekarang bagaimana dengan Anda?

10.    Baca buku manual kamera Anda
Bacalah instruksi manual yang ada dalam box kamera Anda! Hal ini menjadi sangat penting agar kita dapat mengetahui bagaimana kamera kita dapat bekerja dan bagaimana kita dapat memaksimalkan pengunannya. Kamera digital yang diproduksi akhir-akhir ini memiliki berbagai macam menu dan fasilitas yang mungkin bagi sebagian dari kita kurang jelas dan kurang begitu memahaminya. Ada fasilitas video, focusing pattern, metering modes, ISO setting dan noise reduction yang mungkin sedikit banyak Anda belum begitu paham benar cara penggunaannya. Untuk itu diperlukan membaca manual book dan sertakan selalu dalam tas kamera Anda!

11 Tips Untuk Fotografer Pemula


Untuk fotografer pemula yang ingin belajar lebih lanjut untuk menjadi fotografer profesional, ada beberapa tips yang perlu dicoba sebagai berikut:

1. Jangan langsung membeli kamera yang mahal
Foto yang bagus tidak harus menggunakan kamera yang mahal, dengan kamera poket pun bisa menghasilkan foto yang bagus. Semuanya tergantung kepada seberapa sering Anda memotret, semakin sering memotret maka semakin tahu tentang jenis kamera apa yang Anda butuhkan.

2. Pertimbangkan menggunakan Tripod
Jika Anda memiliki tangan yang tidak kuat atau gemetar pada saat memegang kamera, sebaiknya Anda menggunakan Tripod untuk menjaga kestabilan kamera selama mengambil gambar.

3. Selalu bawa kamera Anda
Momen yang penting sering datang pada saat-saat yang tidak disangka, jika Anda selalu membawa peralatan kamera yang sederhana (cukup tas kecil kamera dan tripod saja) maka Anda tidak akan melewatkan momen penting tersebut untuk diabadikan.

4. Buat daftar objek foto yang Anda inginkan
Pada saat Anda sedang tidak membawa kamera, simpan catatan kecil untuk menuliskan tempat-tempat yang akan Anda tuju kembali untuk diabadikan. Pastikan untuk mencatat setiap detail penting pemotretatan seperti pencahayaan, sehingga Anda dapat kembali pada waktu yang sama atau ketika cuaca yang sama.

5. Jangan mengabaikan objek yang biasa dilihat
Anda mungkin tidak melihat sesuatu yang menarik untuk di foto di ruang tamu atau di halaman belakang rumah Anda, tapi cobalah cari pada di sekitar Anda dengan sudut pandang yang lain. Anda bisa memotret cahaya dengan trik yang menarik atau memotret beberapa bunga-bunga liar yang Anda temukan di halaman belakang rumah. Seringkali objek yang sederhana menghasilkan foto yang menarik untuk dilihat.

6. Nikmati proses belajar fotografi
Bagian terbaik dari hobi yang dimiliki seperti fotografi adalah tidak pernah kehabisan bahan untuk belajar. Inspirasi fotografi adalah semua hal sekitar Anda. Lihatlah segala sesuatu dari kacamata fotografer dan Anda akan melihat kesempatan yang tidak pernah Anda perhatikan sebelumnya.

7. Ambil keuntungan dari sumber informasi gratis untuk belajar
Browsing melalui Flickr, forum fotografi, blog dan website tentang fotografi akan memberikan informasi, tips dan inspirasi untuk belajar fotografi secara gratis. Anda juga dapat Googling untuk mencari blog dan website yang menyediakan informasi tentang fotografi.

8. Bereksperimen dengan beberapa setting-an di kamera
Membaca buku manual kamera penting dilakukan untuk mengerti tentang simbol-simbol dan fitur-fitur yang terdapat pada kamera. Anda dapat bereksperimen memotret dengan beberapa setting-an untuk mempelajari efek yang ditimbulkan, setting-an tersebut dapat Anda pelajari kembali jika file foto sudah dipindahkan ke komputer (lihat di Details Properties file foto).

9. Pelajari aturan dasar fotografi
Informasi online tentang fotografi mudah ditemui dengan browsing di internet, mulailah dengan beberapa artikel tentang komposisi objek foto. Anda dapat mempelajari nya juga melalui fotografer yang sudah berpengalaman tentang aturan dasar fotografi.

10. Memotret secara teratur
Cobalah memotret setiap hari atau buat jadwal memotret yang teratur untuk mempraktekkan ilmu fotografi yang telah dipelajari sehingga Anda tidak mudah melupakannya.

11. Jangan takut untuk bereksperimen.
Jika Anda menggunakan kamera digital, biaya kesalahan memotret adalah gratis alias hasil foto Anda yang salah setting dapat dihapus. Jadi bereksperimen lah sebebas-bebasnya terhadap setting-an di kamera dan Anda pasti akan belajar banyak dalam proses tersebut.

Komponen Dasar Kamera DSLR (Bagian 5)


Memory Card
Setelah sensor gambar digital merekam suatu objek, kamera akan melakukan serangkaian proses untuk mengoptimalkan gambar yang didasarkan pada pengaturan kamera yang dilakukan oleh fotografer sebelum mengambil gambar, seperti pengaturan ISO, Aperture, Shutter, dll. Setelah pemrosesan gambar, kamera digital akan menyimpan informasi nya dalam bentuk file, jenis file digital dibuat bervariasi tergantung pada produsen kamera. Setelah file siap untuk penyimpanan, kamera akan mentransfer file dari prosesor ke memory card. Ada beberapa jenis memory card yang digunakan, tetapi proses penerimaan informasi gambar di masing-masing memory card tetap sama.



Memory Card

Flash Eksternal
Dalam situasi tertentu agar foto lebih tajam dan lebih jelas terutama pada saat situasi kurang cahaya dibutuhkan cahaya tambahan yang berasal dari flash eksternal. Kebanyakan kamera DSLR memiliki flash bawaan yang built-in dengan posisi yang tetap dan cahayanya mengarah pada satu arah saja. Flash built-in ini memiliki kekurangan dalam pengontrolan eksposur flash sehingga kamera dengan flash built-in ini tidak bisa dikembangkan untuk keperluan fotografi profesional.


Flash Built-in

Penggunaan flash eksternal akan memberikan sentuhan yang profesional dalam pengontrolan eksposur flash. Hal ini memungkinkan untuk pengoptimalan dalam pengaturan flash (intensitas flash yang rendah akan menerangi objek foto terhadap background yang terang sehingga objek foto tidak muncul dalam siluet) dan pencegahan overexposure pada objek dalam jarak dekat.


Flash Eksternal Kamera DSLR Sony

Komponen Dasar Kamera DSLR (Bagian 4)


Sensor Gambar Digital (Digital Image Sensor)


Ketika cahaya yang dipantulkan dari objek melewati lensa dan Aperture, gambar dari objek tersebut akan ditangkap oleh sensor gambar digital. Sensor tersebut merupakan suatu chip di dalam kamera yang terdiri dari jutaan elemen individu yang mempunyai kemampuan untuk menangkap cahaya.

Tipe Umum Sensor Gambar Digital

1. CCD (Charge-Couple Device)
Sensor CCD awalnya dikembangkan untuk kamera video. Sensor CCD merekam gambar pixel demi pixel dan baris demi baris. Informasi tegangan dari setiap elemen dalam baris diteruskan sebelum turun ke baris berikutnya, hanya satu baris yang aktif pada suatu waktu. CCD tidak mengubah informasi tegangan menjadi data digital dengan sendirinya, perlu tambahan sirkuit di kamera untuk mendigitalkan informasi tegangan sebelum mentransfer data ke perangkat penyimpanan.

Sensor CCD


Prinsip kerja CCD:Dalam digital imaging, ketika gelombang cahaya yang masuk kamera difokuskan pada sensor yang mengubah cahaya menjadi muatan listrik, gambar terbentuk. Bagaimana proses ini memisahkan warna? Cahaya yang memasuki kamera adalah cahaya putih normal yang mengandung semua panjang gelombang, dalam mekanisme nya panjang gelombang ini akan dipisahkan oleh filter berdasarkan RGB dasar (merah-hijau-biru). Informasi ini dibaca baris demi baris dan piksel demi piksel, oleh karena itu, waktu proses yang diperlukan adalah sedikit lebih lama, tapi sangat akurat.


Sensor CCD Dan Sensor CMOS



2. CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor)
Sensor CMOS mampu merekam seluruh gambar yang disediakan oleh elemen sensitif cahaya secara paralel (dasarnya semua sekaligus), mengakibatkan tingkat transfer data yang lebih tinggi ke perangkat penyimpanan. Sirkuit tambahan ditambahkan untuk setiap elemen individu untuk mengkonversi informasi tegangan ke data digital. Sebuah mikrolensa kecil berwarna dipasang pada setiap elemen untuk meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan warna cahaya.


Sensor CMOS


Prinsip kerja CMOS:
Sebuah sensor CMOS, tidak mengubah gelombang cahaya menjadi muatan listrik pada sebuah chip yang berbeda, tetapi mengubah foton menjadi elektron dengan mengolah data pada saat itu juga (dan bukan pada chip lain). Dengan menggunakan amplifier, sensor ini lebih cepat dari CCD. Namun, fakta bahwa tidak semua converter dan amplifier bekerja di efisiensi yang berbeda, dapat menyebabkan noise.
Sementara CMOS kebanyakan menggunakan sistem RGB filtrasi yang sama, ada juga teknologi revolusioner baru yang disebut Foveon (Sigma mulai menggunakannya, tetapi di produsen lebih masa depan akan memperkenalkan model berbasis pada teknologi ini), yang menggunakan sifat-sifat silikon itu sendiri untuk menyaring warna spektrum cahaya.

Perbedaan Sensor CCD dan CMOS

Sensor CCD
Sensor CCD lebih banyak digunakan di kamera yang fokus pada gambar yang high-quality dengan pixel yang besar dan sensitivitas cahaya yang baik.
Plus :
- Telah diproduksi masal dalam jangka waktu yang lama sehingga teknologinya lebih matang.
- Kualitasnya lebih tinggi dan lebih banyak pixelnya
- Low noise
- Desain sensor nya sederhana (lebih murah)
- Sensitivitas cahaya yang baik (termasuk dynamic range)
- Tiap piksel punya kinerja yang sama (uniform)
Minus :
- Desain sistem keseluruhan (CCD plus ADC) lebih rumit
- Boros daya, lebih kurang 100 kali lebih besar dibandingkan sensor CMOS
- Kecepatan proses keseluruhan lebih lambat dibanding CMOS
- Sensitif terhadap smearing atau blooming (kebocoran pixel) saat menangkap cahaya terang

Sensor CMOS
Sensor CMOS lebih ke kualitas dibawahnya, resolusi dan sensitivitas cahaya yang lebih rendah. Akan tetapi pada saat ini sensor CMOS telah berkembang hampir menyamai kemampuan sensor CCD.
Plus :
- Praktis, keping sensor sudah termasuk rangkaian ADC (camera on a chip)
- Hemat daya berkat integrasi sistem
- Kecepatan proses responsif (berkat parralel readout structure)
- Tiap piksel punya transistor sendiri sehingga terhindar dari masalah smearing atau blooming
- CMOS dapat dipabrikasi dengan cara produksi mikroprosesor yang umum sehingga lebih murah dibandingkan sensor CCD
Minus :
- Lebih besar kemungkinan untuk noise
- Sensitivitas terhadap cahaya lebih rendah karena setiap piksel terdapat beberapa transistor yang saling berdekatan.
- Pixel yang mampu mengeluarkan tegangan sendiri kurang baik dalam hal keseragaman kinerja (uniformity).


Komponen Dasar Kamera DSLR (Bagian 3)


Shutter (Rana)
Shutter adalah suatu mekanisme untuk mengontrol durasi cahaya yang masuk ke kamera menuju sensor gambar digital yang diaktifkan ketika menekan tombol untuk memotret. Ketika kamera dalam keadaan diam, maka shutter akan menutupi semua bagian sensor dan posisi cermin pantul (reflexing mirror) ke arah bawah sehingga mata dapat melihat objek yang akan di foto. Ketika tombol untuk memotret ditekan, maka posisi cermin pantul menutup keatas dan bersamaan dengan itu Shutter akan membuka dan membiarkan cahaya masuk menuju sensor.

Kamera Pada Saat Diam



Kamera Pada Saat Tombol Untuk Memotret Ditekan



Lamanya durasi cahaya yang masuk disebut dengan Shutter Speed, satuannya dalam rentang detik dan 1/sekian detik. Biasanya diset dalam interval “1 stop“, sama halnya dengan aperture, setiap penambahan 1 stop berarti jumlah cahaya yang masuk menjadi 2 kalinya dan sebaliknya setiap pengurangan 1 stop berarti jumlah cahaya yang masuk menjadi ½ kalinya. Range intervalnya adalah sebagai berikut:
…1/1000, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, 1/4, 1/2 ,1, 2, 4, 8, 15, 30….

Semakin ke kiri berarti semakin cepat kecepatan shutternya dan semakin sedikit cahaya yang bisa masuk, sebaliknya semakin ke kanan, berarti semakin lambat kecepatan shutternya dan semakin banyak cahaya yang masuk.

Slow Shutter Speed
Teknik ini menggunakan Shutter Speed yang rendah (angka yang besar), biasa digunakan untuk kondisi pencahayaan yang kurang. Shutter nya dibiarkan terbuka lebih lama agar cahaya yang masuk semakin banyak untuk menghasilkan objek yang diinginkan. Pada Slow Shutter Speed disarankan untuk menggunakan tripod untuk mencegah kamera goyang pada saat pengambilan gambar yang akan menghasilkan gambar yang blur atau berbayang.

High Shutter Speed
Pada teknik ini Shutter Speed berkecepatan tinggi (angka yang kecil), teknik ini berguna untuk menagkap suatu momen dengan cepat, biasanya digunkan untuk fotografi olahraga, satwa, dll.




Hasil Foto Dengan Berbagai Shutter Speed

Komponen Dasar Kamera DSLR (Bagian 2)


Diafragma (Aperture) atau Bukaan Lensa
Aperture adalah bukaan pada lensa untuk mengatur volume cahaya yang masuk menuju sensor gambar digital. Eksposure dari sebuah gambar ditentukan oleh kombinasi kecepatan rana (Shutter Speed) dan bukaan Aperture. Bukaan Aperture yang besar akan memberikan cahaya lebih banyak melewati lensa. Aperture diukur dalam f-stop dan setiap stop melambangkan jumlah cahaya yang diterima. Aperture jika dikombinasikan dengan Focal Length akan menentukan ketajaman dari gambar yang dihasilkan (Depth of Field).


Diafragma ( Apreture ) Sebuah Lensa

f-stop
Fotografer melakukan penyesuaian bukaan Aperture dengan mengatur f-stop. f-stop merupakan rasio dari focal length lensa terhadap diameter bukaan Aperture.
Sebagai contoh, lensa dengan focal length 50mm dan diameter bukaan Aperture 12.5mm akan menghasilkan nilai f-stop f4 (50 ÷ 12.5 = 4). Jadi semakin besar nilai numerik f-stop, bukaan Aperture semakin kecil. Contoh jika di set f2 maka bukaan Aperture adalah besar dan jika di set f22 maka bukaan Aperture adalah kecil.

Apreture Lensa Dalam f-stop


F-stop Dan Tinggak Pencahayaan

Ketajaman Gambar (Depth of Field, DoF)
DoF adalah bidang gambar yang fokus dari latar depan (foreground) dan latar belakang (background) yang ditentukan oleh kombinasi kombinasi bukaan Aperture dan Focal Length lensa. Aperture yang kecil akan menghasilkan DoF yang lebih besar. Misal jika Aperture di set f2 maka akan menghasilkan ruang tajam yang kecil, artinya fokus yang ditangkap kamera hanya tertuju pada objek itu sendiri sementara foreground dan background nya akan blur. Jika Aperture di set f22 maka akan menghasilkan ruang tajam yang besar, artinya fokus akan didapat pada foreground, background dan objek itu sendiri.


Apreture f2 ( Background Terlihat blur )


Apreture f22 ( Background Dan Objek Terlihat Mempunyai Fokus Yang Sama )


Kesimpulannya, ketajaman gambar (DoF) bergantung kepada:
Aperture, semakin kecil Aperture semakin besar DoF.
Focal Length, semakin panjang Focal Length semakin kecil DoF.
Jarak pemotretan, semakin dekat jarak pemotretan semakin kecil DoF.

Komponen Dasar Kamera DSLR (Bagian 1)


Komponen dasar yang terdapat pada kamera DSLR (sebagian terdapat juga pada kamera Rangefinder), yaitu:
- Lensa
- Diafragma (Aperture)
- Rana (Shutter)
- Sensor gambar digital (Digital Image Sensor)
- Memory Card
- Layar LCD
- Flash eksternal
- Jendela bidik (viewfinder)

Lensa
Sebuah lensa merupakan serangkaian elemen canggih yang biasanya terbuat dari kaca. Lensa dibentuk untuk membiaskan dan memfokuskan pantulan cahaya dari objek pada titik-titik tertentu. Sebelum membentuk gambar, interaksi pertama dengan pantulan cahaya yang datang dari objek adalah melalui sebuah lensa kamera.

Jenis-Jenis Lensa Secara Umum:
Meskipun ada banyak sub kategori jenis lensa, pada dasarnya jenis lensa yang umum dikenal adalah tele, wideangle, zoom, dan prima. Semua lensa ini melakukan fungsi dasar yang sama yaitu menangkap cahaya reflektif dari subjek dan memfokuskan pada sensor gambar namun cara mengirimkan cahaya yang dipantulkan objek berbeda.

1. Lensa Tele; Karakteristik dari lensa ini adalah mendekatkan objek tetapi mempersempit sudut pandang. Lensa ini biasanya digunakan oleh fotografer olahraga dan fotografer binatang liar untuk mengambil objek foto yang jaraknya jauh.




Lensa Tele

2. Lensa Sudut Lebar (Wide Angle); Lensa ini kebalikan dari lensa tele yaitu lensa yang mempunyai focal length pendek. Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil daripada ukuran sebenarnya dan dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit.

Lensa Wide Angel


3. Lensa Zoom; Lensa zoom memiliki kemampuan untuk mengubah focal length dari wide angle ke standar dan dari standar ke zoom sehingga sangat fleksibel untuk digunakan karena memiliki rentang focal length yang cukup lebar. Lensa jenis ini di kenal juga sebagai lensa sapu jagad, akan tetapi lensa ini rawan getar, maka dari itu lensa zoom yang memiliki Image Stabilization sangat dianjurkan.


Lensa Zoom


4. Lensa Prime atau Fixed Lens; Lensa yang hanya memiliki satu rentang fokal sehingga tidak bisa menggunakan zoom. Untuk yang baru belajar fotografi, lensa prime lensa yan baik untuk belajar karena Anda dipaksa untuk bergerak dan mengambil sudut pandang yang lebih baik


Lensa Prime

Cara Kamera Digital Menangkap Objek


Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film atau sensor gambar digital.Ada beberapa alasan mengapa orang-orang mengambil foto suatu objek diantaranya untuk keperluan jurnalistik, untuk keperluan ilmiah, periklanan, sekedar hobi, keperluan artistik, dll. Apapun alasan Anda untuk mengambil foto suatu objek, pemahaman tentang cara kamera bekerja dapat meningkatkan skill dan kualitas foto yang Anda ambil.

Tipe Kamera Digital
Dalam bentuk yang paling dasar, sebuah kamera digital adalah sebuah perangkat fotografi yang terdiri dari kotak kedap cahaya dengan lensa di salah satu ujung dan sebuah sensor gambar digital. Kemajuan dalam fotografi digital yang cepat saat ini menyediakan fitur-fitur yang lebih canggih dan dapat menjadi pilihan sebagai tantangan untuk menguasai dunia fotografi digital.
Berdasarkan cara menangkap objek foto kamera digital dibagi menjadi digital single-lens reflex (DSLR) dan kamera digital rangefinder.

Kamera Digital Single-Lense Reflex (DSLR)

Pada kamera jenis ini terdapat cermin datar (reflexing mirror) dibelakang lensa yang berfungsi untuk memantulkan cahaya yang masuk melalui lensa menuju viewfinder (jendela bidik). Saat cahaya melewati lensa kamera, cahaya tersebut jatuh ke cermin datar kemudian dipantulkan ke prisma dan diteruskan ke jendela bidik sehingga gambar yang terlihat di jendela bidik sesuai dengan gambar yang sebenarnya. Ketika gambar diambil, cermin datar nya bergerak naik sehingga rana (Shutter) terbuka dan sensor gambar digital akan ter-ekspos untuk menangkap gambar yang terlihat di viewfinder.




Kamera DSLR



Kamera Digital Rangefinder

Ada 2 jenis kamera Digital Rangefinder: Kamera Coincident Rangefinder dan Kamera Point-and-Shot.

Kamera Coincident Rangefinder
Tidak seperti kamera DSLR, kamera jenis ini tidak memungkinkan fotografer untuk melihat objek melalui lensa tetapi menggunakan cermin atau prisma untuk menyatukan gambar yang dilihat melalui viewfinder dan pembidik yang kedua untuk menfokuskan objek. Fotografer akan melihat dua gambar yang bertumpuk satu sama lain di viewfinder dan gambar tidak akan fokus hingga ke dua gambar tersebut menyatu. Keuntungan menggunakan kamera Coincident Rangefinder ini dibandingkan dengan kamera DSLR adalah berkurangnya kamera goyang pada saat mengambil gambar akibat getaran pada cermin pemantul (reflexing mirror). Kamera goyang atau getaran cermin pemantul ditemui pada kamera DSLR sedangkan pada kamera Coincident Rangefinder tidak ditemukan.


Kamera Coincident Rangefinder


Contoh Kamera Coincident Rangefinder (Leica M7)


Kamera Point-and-Shoot
Pada dasarnya kamera Point-and-Shoot mengambil objek gambar tanpa melakukan pengaturan secara manual pada kamera seperti Aperture, Shutter Speed, Focus dan pengaturan lainnya yang dilakukan oleh rutin dilakukan fotografer profesional dengan kamera yang canggih. Kamera Point-and-Shoot secara umum ringan dan kecil, mempunyai flash otomatis yang built-in, tidak ada pengaturan fokus secara manual dan menyertakan layar LCD yang memungkinkan untuk melihat object secara langsung melalui lensa dan image sensor. Dalam bahasa umum kamera jenis ini sering disebut "kamera saku/ kamera poket".

Kamera Point-and-Shoot



Sejarah Fotografi


Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (Shutter Speed). Kombinasi antara ISO, Aperture & Shutter Speed disebut sebagai Eksposure.

Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.

Kronologi perkembangan fotografi

1822 – Joseph Nicรฉphore Niรฉpce membuat foto Heliografi yang pertama dengan subyek Paus Pius VII, menggunakan proses heliografik. Salah satu foto yang bertahan hingga sekarang dibuat pada tahun 1825.
1826 – Joseph Nicรฉphore Niรฉpce membuat foto pemandangan yang pertama yang dibuat dengan pajanan selama 8 jam.
?1835 – William Henry Fox Talbot menemukan proses fotografi yang baru.
1839 – Louis Daguerre mematenkan daguerreotype.1839 – William Henry Fox Talbot menemukan proses positif/negatif yang disebut Tabotype.
1839 – John Herschel menemukan film negatif dengan larutan Sodium thiosulfate/hyposulfite of soda yang disebut hypo atau fixer.
1851 – Frederick Scott Archer memperkenalkan proses koloid.
1854 – Andrรฉ Adolphe Eugรจne Disdรฉri memperkenalkan rotating camera yang dapat merekam 8 citra berbeda dalam satu film. Setelah hasilnya dicetak di atas kertas albumen, citra tersebut dipotong menjadi 8 bagian terpisah dan direkatkan pada lembaran kartu. Kartu ini menjadi inspirasi penyebutan (fr:carte de visite, bahasa Inggris:visiting card).
1861 – Foto berwarna yang pertama diperkenalkan James Clerk Maxwell.
1868 – Louis Ducos du Hauron mematenkan metode subtractive color photography.
1871 – Richard Maddox menemukan film fotografis dari emulsi gelatin.
1876 – F. Hurter & V. C. Driffield memulai evaluasi sistematis pada kepekaan emulsi fotografis yang kemudian dikenal dengan istilah sensitometri.
1878 – Eadweard Muybridge membuat sebuah foto high-speed photographic dari seekor kuda yang berlari.
1887 – Film Seluloid yang pertama diperkenalkan.
1888 – Kodak memasarkan box camera n°1, kamera easy-to-use yang pertama.
1887 – Gabriel Lippmann menemukan reproduksi warna pada foto.
1891 – Thomas Alva Edison mematenkan kamera kinetoskopis (motion pictures).
1895 – Auguste and Louis Lumiรจre menemukan cinรฉmatographe.
1898 – Kodak memperkenalkan produk kamera folding Pocket Kodak.
1900 – Kodak memperkenalkan produk kamera Brownie.
1901 – Kodak memperkenalkan 120 film.
1902 – Arthur Korn membuat teknologi phototelegraphy yang mengubah citra menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan melalui kabel. Wire-Photos digunakan luas di daratan Eropa pada tahun 1910 dan transmisi antarbenua dimulai sejak 1922.
1907 – Autochrome Lumiรจre merupakan pemasaran proses fotografi berwarna yang pertama.
1912 – Vest Pocket Kodak menggunakan 127 film.
1913 – Kinemacolor, sebuah sistem "natural color" untuk penayangan komersial, ditemukan.
1914 – Kodak memperkenalkan sistem autographic film.
1920s – Yasujiro Niwa menemukan peralatan untuk transmisi phototelegraphic melalui gelombang radio.
1923 – Doc Harold Edgerton menemukan xenon flash lamp dan strobe photography.
1925 – Leica memperkenalkan format film 35mm pada still photography.
1932 – Tayangan berwarna pertama dari Technicolor bertajuk Flowers and Trees dibuat oleh Disney.
1934 – Kartrid film 135 diperkenalkan, membuat kamera 35mm mudah digunakan.
1936 – IHAGEE membuat Ihagee Kine Exakta 1. Kamera SLR 35mm yang pertama.
1936 – Kodachrome mengembangkan multi-layered reversal color film yang pertama.
1937 – Agfacolor-Neu mengembangkan reversal color film.
1939 – Agfacolor membuat "print" film modern yang pertama dengan materi warna positif/negatif.
1939 – View-Master memperkenalkan kamera stereo viewer.
1942 – Kodacolor memasarkan "print" film Kodak yang pertama.
1947 – Dennis Gabor menemukan holography.
1947 – Harold Edgerton mengembangkan rapatronic camera untuk pemerintah Amerika Serikat.
1948 – Kamera Hasselblad mulai dipasarkan.
1948 – Edwin H. Land membuat kamera instan yang pertama dengan merk Polaroid.
1952 – Era 3-D film dimulai.
1954 – Leica M diperkenalkan.
1957 – Asahi Pentax memperkenalkan kamera SLRnya yang pertama.
1957 – Citra digital yang pertama dibuat dengan komputer oleh Russell Kirsch di U.S. National Bureau of Standards (sekarang bernama National Institute of Standards and Technology, NIST).
1959 – Nikon F diperkenalkan.
1959 – AGFA memperkenalkan kamera otomatis yang pertama, Optima.
1963 – Kodak memperkenalkan Instamatic.
1964 – Kamera Pentax Spotmatic SLR diperkenalkan.
1973 – Fairchild Semiconductor memproduksi sensor CCD skala besar yang terdiri dari 100 baris dan 100 kolom.
1975 – Bryce Bayer dari Kodak mengembangkan pola mosaic filter Bayer untuk CCD color image sensor.
1986 – Ilmuwan Kodak menemukan sensor dengan kapasitas megapiksel yang pertama.
2005 – AgfaPhoto menyatakan bangkrut. Produksi film konsumen bermerk Agfa terhenti.
2006 – Dalsa membuat sensor CCD dengan kapasitas 111 megapixel, yang terbesar saat itu.
2008 – Polaroid mengumumkan penghentian semua produksi produk film instan berkaitan dengan semakin berkembangnya teknologi citra digital.
2009 - Kodak mengumumkan penghentian film Kodachrome.

TEKNIK MENGAMBIL GAMBAR


Seni Cahaya

I. Fotografi boleh didefinasikan sebagai satu proses rakaman cahaya.Kualiti sesuatu gambar itu bergantung kepada ketelitian kita dalam memilih cahaya yang baik.

II. Banyak jenis cahaya yang boleh diperolehi dari matahari,tetapi kadangkala kita terpaksa menunggu untuk mendapatkan satu cahaya yang berkualiti untuk gambar kita.

Potret dibawah sinaran matahari

(a) Kekuatan cahaya sebegini akan menghasilkan bayang-bayang yang jelas kelihatan di bawah hidung dan mata subjek.Bayang bayang ini amat mengganggu pemerhatian kita.

(b) Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini ialah dengan menubah posisi subjek ke tempat yang redup,dimana subjek tidak lagi diterangi oleh cahaya matahari tetapi subjek akan diterangi oleh cahaya yang terpantul dari langit.

(c) Cahaya dari langit amat luas dan ia nya tersebar.Cahaya yang tesebar tidak akan menghasilkan bayang bayang yang jelas.

(d) Katakan kita hendak mengambil gambar subjek dihadapan OBJEK yang disinari oleh cahaya matahari yang terik,kita tak perlu la mengubah posisi SUBJEK ini kerana OBJEK yang terkena sinaran matahari tadi telah memantulkan cahaya yang baik untuk SUBJEK kita.

(e) Kita akan dapat pencahayaan yang baik jika kita rajin menunggu,lihat perubahan matahari dan kesan sinaranya.Selalunya waktu awal pagi dan waktu senja adalah waktu yang amat menarik dan cahaya nya cukup seimbang antara SUBJEK dan BACKGROUND

(f) Bagi fotografer professional yang sentiasa mengejar masa,mereka akan menggunakan REFLECTOR untuk memantulkan cahaya pada SUBJEK.Pembantu fotografer yang selalu pegang reflector ini.Mereka juuga meletakan REFLECTOR bewarna perak,emas atau putih dibawah SUBJEK untuk membantu lagi pantulan cahaya Ke arah SUBJEK,lantas mengurangkan bayang bayang.

(g) Ada juga yang dipanggl Cahaya tiruan.Apabila kita menggunakan FLASH dan dihalakan ke SUBJEK,ianya akan membesarkan lagi kawasan pencahayaan itu.Cahaya dari FLASH akan mengisi dan mengurangkan bayang bayang pada SUBJEK.Proses ini dikenali sebagai FILL FLASH.

(h) FLASH elektronik mempunyai sama warna seakan akan matahari sekitar waktu tengahari.Jika kita menggunakan FLASH pada waktu ala pagi atau senja,hasilnya seperti tidak asli.Profesional mengatasi masalah ini dengan memasang GEL bewarna dihadapan FLASH.
Setting & Control

Tidak ada setting dan control yang ditetapkan.Ia berubah mengikut kreativiti dan keadaan.

Tetapi ini hanya sebagai Panduan

I. Histogram

• Histogram ialah salah satu cara untuk menentukan Imej yang dirakam mempunyai EXPOSURE(dedahan cahaya) yang cukup atau pun tidak.Kita tak perlu bergantung pada LCD kamera yang mungkin tidak tepat.

• Histogram mempamirkan secara digital maklumat dan data Imej yang dirakam.

• Ianya terdiri dari graf piksel berdasarkan kecerahan

• Jika imej yang dirakam itu gelap,Gambarajah pada graf akan lebih tertumpu pada sebelah kiri manakala jika imej yang dirakam itu gelap gambarajah akan lebih tertumpu pada sebelah kanan.

• Imej yang cukup pencahayaanya akam mempunyai graf yang sekata dimana tiada lebihan tertumpu pada kiri dan kanan graf.Graf akan menunjukan seakan sebuah bukit yang mempunyai satu puncak sahaja ditengah.

• Jika imej yang dirakam itu menunjukkan lebihan pada kiri atau kana graf,eloklah kita membetulkan nilai APERTURE & SHUTTER kita.Bagi yang tiada fungsi ini,gunakanlah EV seperti yang telah dibincangkan.

• Kebanyakan kamera sekarang sudah mempunyai fungsi histogram yang akan muncul di LCD anda sebelum anda merakam imej.Ini sangat membantu.

II. Burst Mode

• Fungsi yang membolehkan kita merakam imej dalam kuantiti yang banyak hanya dalam sesaat.

• Fungsi ini elok digunakan untuk merakam SUBJEK yang bergerak. Supaya tidak terlepas saat saat yang beharga,Terutamanya acara sukan.

• Apabila fungsi ini diaktifkan,kamera akan merakam imej SUBJEK dalam kelajuan 3 hingga 5 imej per saat.Laju bukan? Kamera dSLR mempunyai kelajuan yang lebih tinggi sekitar 9 imej sesaat.

III. Fungsi kawalan Manual,Aperture Priority dan Shutter Priority

• Dail kawalan MANUAL, APERTURE PRIORITY dan SHUTTER PRIORITY terletak diatas kamera. Dail ini tertera A/S/M pada kamera Olympus dan Nikon. Berlainan pada canon Av/Tv/M. Av untuk fungsi APERTURE PRIORITY dan Tv untuk fungsi SHUTTER PRIORITY.

• Seperti yang telah dibincangkan sebelum ini, fungsi APERTURE PRIORITY adalah untuk mengawal bukaan Lensa dan fungsi SHUTTER PRIORITY adalah untuk mengawal berapa lama SHUTTER dibiarkan terbuka.Faham tak setakat ini?

• Fungsi kedua dua ini mempunyai hubungkait untuk menghasilkan imej yang berkualiti

• Pada fungsi otomatik, Kamera akan menentukur sendiri gabungan nilai APERTURE dan SHUTTER SPEED dan kadang kadang fungsi otomatik ini tidak memberikan hasil mengikut apa yang kita inginkan.Disinilah fungsi APERTURE PRIORITY dan SHUTTER PRIORITY diperlukan.

• Kita sendiri akan mengawal nilai APERTURE bila kita menggunakan fungsi APERTURE PRIORITY manakala kamera akan mengubah nilai SHUTTER SPEED mengikut kesesuaian nilai APERTURE yang kita tentukan.Begitulah sebaliknya.

• Dalam fungsi APERTURE PRIORITY Apabila kita menggunakan nilai APERTURE yang tinggi seperti f8 atau f10,ini bermaksud bukaan lensa adalah kecil. Ini akan menyebabkan kamera memilih nilai SHUTTER SPEED yang amat rendah. Keadaan ini agak rumit sedikit jika kita mempunyai tangan yang bergetar atau jika kita tidak menggunakan tripod imej yang terhasil kemungkinan besar akan kabur.

IV. Kawalan ISO

- Terma ISO ini dibawa dari era kamera filem. Filem yang digunakan diklasifikasikan mengikut kelajuan filem iaitu nilai kepekaan filem terhadap cahaya.

- Sekarang, terma ISO masih lagi diguna pakai dan membawa maksud dan kegunaan yang sama Cuma ianya diaplikasikan ke sensor digital

- Kita kadang kadang menghadapi masalah untuk mengambil gambar dalam keadaan sekitaran yang gelap,jika gambar yang diambil itu pasti akan kabur dan gelap.Disinilah peranan ISO berfungsi,Cuma dengan meningkatkan nilai ISO dan seterusnya kita mampu meningkatkan nilai APERTURE dan nilai SHUTTER SPEED.

- ISO memberikan kita kebebasan dan kemampuan untuk merakam imej di dalam keadaan yang gelap dan pencahayaan yang tidak sekata.

- Kekurangan ISO ini terletak pada nilainya. Semakin tinggi nilai yang kita tetapkan semakin banyak NOISE yang terhasil.

- NOISE adalah biji-bijian yang terhasil pada imej yang dirakam. Juga dalam bentuk piksel halus yang bewarna yang tidak sepatutnya berada didalam imej.

- Rakamlah imej dalam beberapa nilai ISO yang berlainan dan perhatikan yang mana satu boleh diterima.

Komposisi Asas

Selain EXPOSURE(Pencahayaan) dan FOCUS yang baik,pemilihan komposisi juga memainkan peranan dalam menghasilkan imej yang berkualiti.Berikut ialah cara cara yang mudah sebelum kita menentukan komposisi.

I. FILTERING

- Filtering atau dalam bahasa Malaysia bermaksud penapisan.

- Ramai yang terlepas pandang konsep ini.

- Konsep ini sebenarnya mudah seperti “tolong alihkan pasu di belakang” atau kekiri sedikit”.

- Apabila kita melihat melalui VIEW FINDER ,tanyakan diri anda samada imej itu terlalu berserabut atau ada sesuatu yang tak kena.

- Selalunya gambar yang bagus hanya mempunyai satu idea iaitu tiada gangguan selain subjek.

- Alihkan subjek atau ubah latar belakang dan pastikan tiada unsur unsur lain yang boleh mengganggu subjek.

- Fotografi semuanya tentang komunikasi,Cuba sematkan dalam ingatan kita apa tujuan dan mengapa kita merakam imej itu.Sesuatu yang perlu disampaikan pada para penonton atau untuk diri kita sendiri.Baru dikatakan komunikasi yang berkesan.

- Ingat! Ketepikan mana yang tak perlu

II. FRAMING

- Mata kita merupakan Kurniaan ALLAH yang amat menakjubkan.Bila kita lihat pada OBJEK dengan sepenuhnya dan dengan itu hampir setiap benda di sekeliling kita seakan akan tidak wujud.Hanya OBJEK itu sahaja didalam Pemerhatian kita.

- Kamera tidak mempunyai ciri ciri sebegini.

- Jurugambar amatur selalunya hanya memberikan tumpuan hanya pada SUBJEK yang ingin dirakam. Ya,ia memang begitu dan langkah seterusnya yang patut diikuti ialah dengan memerhatikan keadaan sekeliling juga.

- Perhatikan keadaan sekeliling samada ia mempunyai hubungkait dengan SUBJEK atau tidak. Ini kerana kemungkinan elemen elemen dari luar akan memberikan impak yang lebih berkesan pada SUBJEK.

- Pernah hadapi situasi begini,setelah gambar yang kita rakam dicuci.”eh bila masa pulak ada orang lalu kat depan ni?” mesti pernahkan?. Ini kerana kita tidak begitu berhati hati dalam memerhatikan keadaan sekeliling. Jangan ulangi kesilapan itu.

III. BALANCE-THE ART OF COMPOSITION

- Kebanyakan kursus seni dan rekacipta mengetengahkan kepentingan BALANCE(keseimbangan).

- Ini hanyalah sebagai panduan untuk menghasilkan gambar yang berkualiti

(a) VISUAL WEIGHT

- COMPOSITION keseluruhanya ialah memastikan elemen elemen didalam imej tampak seimbang

- Untuk mendapatkan keseimbangan ini,Pastikan imej yang akan dirakam itu mempunyai VISUAL WEIGHT.

- Perhatikan Corak,tekstur atau kecerahan yang mana akan membuatkan imej itu menjadi tumpuan.

- Seperti contoh; sekuntum bunga merah berlatarbelakangkan pokok hijau yang gelap.sudah tentu mata kita hanya akan tertumpu pada bunga itu. contoh ini menunjukan imej ini mempunyai VISUAL WEIGHT yang terhasil disebabkan warnanya yang kontra.

(b) BALANCING ACT

- Untuk menghasilkan gambar yang seimbang, kita haruslah mengubah posisi SUBJEK itu berdasarkan VISUAL WEIGHTnya

- Kita ambil contoh keadaan seperti ini ; imej yang kita rakam itu mempunyai elemen lain yang terang,dan berada di hujung FRAME. Elemen yang terang ini akan menarik mata kita untuk memandangnya. pemerhatian kita teralih dan terganggu oleh elemen ini. Dan ini dikatakan imej yang tidak seimbang

- Jika kita berubah dari kedudukan asal dan merakam semula imej tersebut dan memastikan elemen yang terang itu berada di tengah,sudah tentu mata kita akan tertumpu di tengah.Ini dikatakan imej yang seimbang.

>(c) TYPES OF BALANCE

1) SYMMETRICAL

- Keseimbangan yang paling asas.

- Dimana elemen yang mempunyai VISUAL WEIGHT tadi berada di tengah tengah gambar.

- Elemen ini mempunyai keseimbangan yang ketara.

- apabila subjek berada diatas air. Maka akan terhasil imej yang nyata dan tidak nyata pada permukaan air itu dari tindakan pembiasan,Ini juga dikenali sebagai SYMMETRICAL BALANCE

2) ASYMMETRICAL

- Elemen yang mempunyai VISUAL WEIGHT tadi berada di luar titik tengah.

- Elemen ini tidak semestinya mempunyai hubungkait dengan pembiasan cahaya.

3) RULES OF THIRD

- Panduan yang berguna apabila kita ingin merakam SUBJEK yang berada di luar kawasan titik tengah.

- RULES OF THIRD ini juga dikenali sebagai RO3.

- Mempunyai 3 garis lintang dan 3 garis menegak,dimana untuk menghasilkan imej yang seimbang,kita bolehlah memastikan SUBJEK berada pada mana mana antara titik yang bersentuhan yang terhasil dari garis garis ini.

4) LEADING LINE

- Deretan pokok, sungai, jalan raya, pagar, bayang bayang, tali dan bermacam macam lagi yang bersambungan.

- LEADING LINE ini tidak akan terhasil jika kita tidak berhati hati dalam menghasilkanya.

- Garisan ini seharus nya membawa kita ke SUBJEK atau dari SUBJEK

- Pastikan sudut ketika merakam gambar itu sedikit kreatif dan bersesuaian.

- Mulakan LEADING LINE ini dari satu sudut imej akan memberikan impak yang cantik.

5) GOLDEN SECTION

TEKNIK MENGAMBIL GAMBAR

1. Waktu malam dan cahaya yang samar

- Ingat 3 perkara ini

I. FLASH

a. Jangan nyalakan FLASH,sebaliknya gunakan EXPOSURE yang lama.Jika mempunyai mode MANUAL,dan ubahlah setting APERTURE pada bukaan kecil dan SHUTTER SPEED yang panjang.Bagaimana jika tiada fungsi MANUAL? Jangan risau, kamera kita masih mempunyai fungsi NIGHT MODE. Walaupun pengawalan keatas fungsi ini terhad,ia tetap membantu.

II. TRIPOD

a. Gunakan tripod. Ini kerana apabila kita menggunakan SHUTTER SPEED yang panjang atau kita menggunakan NIGHT MODE ia boleh mengakibatkan gambar yang kita rakam itu kabur.Jadi penggunaan TRIPOD amatlah digalakkan. Boleh juga bersandar pada dinding atau pokok kalau kita terlupa nak bawa TRIPOD

III. TIMER

a. Walaupun TRIPOD sudah dipasang pada kamera, jari kita juga mampu untuk menggoyangkan kamera dan kemungkinan gambar yang dirakam itu akan kabur. Kita boleh elakkan ini dengan mengaktifkan fungsi TIMER.atau PEMASA

- Penetapan KAMERA

I. APERTURE

a. Guna nilai APERTURE yang kecil atau bukaan APERTURE yang besar( ingat nilai dan bukaan adalah satu benda yang berbeza)

b. Apabila kita menggunakan nilai APERTURE yang kecil, ia akan membenarkan lebih banyak cahaya akan masuk. Ini penting kerana cahaya amat kurang pada waktu malam.

c. Pilih fungsi Av atau MANUAL pada kamera anda untuk mengubah nilai APERTURE.Bukaan APERTURE yang paling besar untuk kebanyakan kamera digital kompak ialah f2.8.

II. ISO

a. ISO kamera menyukat kepekaan cahaya

b. Nilai ISO yang tinggi akan menyebabkan kamera lebih peka kepada cahaya dan akan menghasilkan GRAIN(biji-bijian) yang dipanggil NOISE(kebisingan)

c. Jika kamera kita membenarkan kita untuk mengubah nilai ISO, ubahlah pada ISO yang paling rendah untuk menambahkan lagi perincian pada gambar.

III. SHUTTER SPEED

a. Oleh kerana kita tidak menggunakan FLASH, SHUTTER SPEED akan ditetapkan pada kelajuan yang panjang ini untuk membolehkan lebih cahaya masuk.

2. Gunakan FLASH anda ketahap maksima

- Kamera kita mempunyai FLASH terbina dalam yang boleh digunakan dalam pelbagai cara kreatif

- Digunakan untuk membekalkan pencahayaan yang secukupnya apabila keadaan sekeliling malap.

- Tahap kecerahan ditentukan oleh penetapan pada kamera itu sendiri apabila nilai APERTURE dan SHUTTER SPEED dipilih. Dan kebanyakan kamera akan mengaktifkan FLASH apabila difikirkan perlu. Kebiasaanya apabila SHUTTER SPEED jatuh pada tahap selamat (iaitu keadaan dimana nilai SHUTTER SPEED yang panjang dan boleh mengakibatkan gambar yang dirakam kabur) sekitar 1/30 sec.

- Kamera yang canggih juga akan dapat mengesan keadaan dimana apabila seseorang itu dikelilingi oleh cahaya-cahaya di belakang seseorang itu contohnya,FLASH akan diaktifkan untuk mencerahkan bahagian yang gelap itu dan ini dipanggil FILL in FLASH.

- Walaubagaimanapun terpulang pada daya kreatif kita untuk memilih jenis jenis FLASH yang tersedia ada didalam kamera kita.

Antara jenis jenis FLASH itu ialah

a. FLASH on- Boleh digunakan apabila kita mahu FLASH sentiasa aktif di setiap gambar yang dirakam.

- Seperti contoh abila kita merakam gambar seseorang yang berada di bawah cahaya matahari yang terik dan matahari sedikit kebelakang,sudah tentu cahaya lebih tertumpu pada bahagian belakang orang itu dan bahagian hadapan sedikit gelap. apabila kita menggunakan FLASH ketika ini; kita akan memberikan cahaya pada hadapan orang itu dan ini akam membuatkan gambar yang dirakam itu kelihatan lebih elok dan menarik.(masih ingat FILL in FLASH?)

- Ia juga boleh digunakan untuk menghasilkan kilauan pada mata sesorang.teknik ini dikenali sebagai CATCH LIGHT.

- Mengurangkan bayang bayang pada bahagaian bawah hidung dan mata seseorang

b. FLASH AUTO

- satu penggunaan FLASH yang ringkas dan mudah.

c. FLASH off

- Diperlukan ketika merakam gambar matahari terbenam atau merakam gambar bagunan yang bercahaya pada waktu malam

- Dalam kebanyakan keadaan, kamera mentafsirkan bahawa keadaan cahaya kurang dan ia akan mengaktifkan fungsi FLASH kepada AUTO. Keadaan ini sesuai jika SUBJEK yang ingin dirakam itu berada 2 atau 3 meter dari kita, tetapi bagaimanapula dengan SUBJEK matahari tenggelam dan bangunan yang jauh itu? Jadi penggunaan FLASH ketika ini tidak diperlukan.(sila rujuk kembali teknik mengambil gambar pada waktu malam)

d. RED eye REDUCTION

- Membantu untuk mengurangkan kesan RED EYE

- Kesan RED EYE ialah disebabkan cahaya FLASH mencerahkan saluran darah pada mata dan cahaya ini terpantul semula dan menghasilkan mata seakan akan PONTIANAK.takut tak?

- Sama juga keadaanya kepada kucing yang comel dan anjing tetapi hasilnya berlainan sedikit dengan mata yang bewarna hijau dan besar.

- Kesan ini juga boleh dikurangkan dengan menjauhkan sedikit jarak kamera dan SUBJEK. Tetapi jarak liputan FLASH akan berkurangan.

- Walaupun kesan ini tidak boleh dielakan apabila FLASH dinyalakan tetapi ia boleh dikurangkan dengan mengubah saiz anak mata supaya kesan kemerahan ini boleh dikurangkan.

- Caranya ialah dengan membiaskan mata dengan cahaya yang terang supaya anak mata itu mengecil. Ini dilakukan dengan pelbagai cara antaranya ialah dengan menggunakan lampu selama beberapa saat sebelum gambar diambil.

- Ataupun kita boleh meminta SUBJEK untuk melihat cahaya pada Telefon bimbit atau pemetik api terlebih dahulu.

e. SLOW SYNC

- Jurugambar menggunakan fungsi ini untuk kebebasan berkreatif

- Ia akan memancarkan cahaya dari FLASH dengan menggunakan SHUTTER SPEED yang panjang

- Bagus untuk merakam gambar matahari tenggelam dan apabila kita mahu keadaan suasana di hadapan kelihatan cerah juga.

- Sesuai juga untuk merakam gambar kereta atau motorsikal yang sedang bergerak dan latarbelakang yang kabur

3. Merakam Imej yang bergerak

- Pelbagai situasi yang kita boleh tentukan untuk merakam imej yang bergerak

- Samada ahli sukan sedang berlari menuruni bukit atau burung yang sedang menyambar ikan di sungai

- Kita boleh tentukan hasilnya mengikut kretiviti kita sendiri

a. Membekukan pergerakan

- jika kita ingin membekukan imej subjek yang sedang bergerak,kita perlu menggunakan SHUTTER SPEED yang singkat(laju)

- sekurang kurangya saya akan menggunakan SHUTTER SPEED 1/300 untuk membekukan imej keseluruhanya

- adakalanya imej subjek yang ingin dirakam itu sangat laju seperti kereta lumba,dan kita harus menggunakan SHUTTER SPEED yang lebih tinggi seperti 1/1000

- ini tidak akan menjadi masalah kerana kebanyakkan kamera sekarang mempunyai SHUTTER SPEED yang laju sehingga 1/8000

b. Pergerakan Kabur untuk keseluruhan pemandangan

- Jika kita ingin menghasilkan gambar yang kabur yang menunjukkan kelajuan sebuah kereta itu,haruslah kita menggunakan SHUTTER SPEED di bawah 1/100.

- Teknik ini amat berhasil apabila kita lakukan ia ketika latar belakangya mempunyai cahaya dari pelbagai warna

- Ia juga sesuai ketika di mengambil gambar alam semulajadi,pokok yang sedang ditiup angina dan air sungai yang sedang mengalir deras.

- Kombinasi kabur dan permainan warna akan menghasilkan gambar seolah olah ianya dilukis.

c. Panning

- Imej yang hanya kabur di bahagian belakang tetapi SUBJEK tidak kabur

- Teknik ini amat rumit dan memerlukan kesabaran dan kemahiran.

- Menggunakan SHUTTER SPEED yang panjang dan menggerakkan kamera mengikut pergerakan yang sama seperti SUBJEK

- Apabila dilakukan dengan betul ia akan menghasilkan imej SUBJEK yang jelas dan imej BACKGROUND yang kabur,ini seolah olah menonjolkan pergerakan sesuatu SUBJEK itu.

- Latihan perlu untuk menguasai teknik ini

- Gambar yang mengaplikasikan teknik ini selalunyai memenangi pertandingan fotografi

d. Pergerakkan kabur hanya untuk subjek sahaja

- Selalunya diaplikasikan ketika waktu malam dengan kombinasi cahaya dari lampu kereta dan sebagainya.

- Kita sudah pastinya selalu melihat gambar yang merakam hanya satu garisan cahaya di atas jalan.

- Perlu menggunakan TRIPOD ini kerana kita menggunakan SHUTTER SPEED yang lama

4. Gambar potret yang bagus

- Kita semua boleh merakam imej potret Cuma yang membezakanya ialah cantik atau tidak.

- Bagaimanapula nak menghasilkan gambar potret yang berkesan?

a. Apa itu potret?

- Potret menggambarkan fizikal SUBJEK terutamanya pada bahagian muka.

- potret yang baik tidak hanya menggambarkan keadaan fizikal sesorang itu malah ia juga mencerminkan sifat dan karakter .

b. Pendedahan Karakter

- Potret yang baik sekurang kurangnya mendedahkan satu elemen personality SUBJEK.

- Antaranya perangai, tabiat pelik atau keadaan yang membezakan SUBJEK itu dengan yang lain.

- Mungkin ramai juga antara kita sebelum ini telah mengambil imej bapa,emak, adik, kekasih kita dan menganggap gambar itu sudah cukup baik. Benarkah?

- Sebenarnya kita hanya mengambil gambar SUBJEK yang hanya menunjukkan keadaan fizikal,bagaimana pula dengar sikap dan karakter SUBJEK itu?

- Bagaimana pula jika kita mengambil gambar SUBJEK yang tidak dikenali? Ia memang sesuatu yang mencabar.

c. Bagaimana kita ingin mendedahkan Karakter?

- kita semua menonjolkan dan meluahkan perasaan dengan cara yang berbeza. Dan ada diantaranya meluahkanya dengan cara yang samar samar.

- Kita perlu memahami SUBJEK dengan memerhati cara SUBJEK bertindak,sikap,reaksi,ekspresi, pergerakan badan dan sebagainya. Dari sini kita boleh menentukan bagaimana cara yang terbaik untuk merakam SUBJEK.

- Komunikasi yang berkesan membantu kita dalam menghasilkan Potret yang baik

- Berbual dengan SUBJEK tentang hobi, berita terkini atau apa apa pun

- Komunikasi akan membuatkan SUBJEK lebih tenang dan rasa tidak terganggu. Sudah semestinya imej yang bakal dirakam itu nanti nampak lebih natural.

- Cuba cari jalan untuk memastikan SUBJEK tidak rasa terganggu.

d. Waktu yang sesuai untuk merakam potret

- Ketika SUBJEK berada dalam kedudukan yang selesa dan apabila kita sudah bersedia untuk merakam.

- Imej potret tidak harus dirakam dalam keadaan kelam kabut

- Jangan juga merakam SUBJEK ketika dalam keadaan keduanya duanya senyap.

- Jangan sesekali menamatkan komunikasi hanya kerana kita sudah selesai merakam imej SUBJEK. Jika sesi itu kelihatan seperti baik, teruskan dan ini akan menambahkan keyakinan SUBJEK dan sudah tentu imej yang bakal dirakam akan kelihatan lebih menarik.

- Merakam imej SUBJEK ketika mereka bercakap akan menghasilkan gambar yang menarik dan akan mendedahkan ekspresi.

- SUBJEK tidak perlu tersenyum untuk menjadikan ianya potret yang baik.

e. Faktor yang lain

- Banyak lagi faktor yang mempengaruhi keberkesanan sesuatu potret itu. Tetapi yang terutamanya tentulah pengawalan dari jurugambar yang menjadi asas.

- Kawal keadaan dan bukan SUBJEK yang mengawal kita.

- Persiapan awal harus ada.

- Keyakinan dalam sesi dan tenang kerana sikap kita ini akan mempengaruhi SUBJEK

- Ingat! Kita merakam potret SUBJEK dan bukan keadaan di sekelilingya

- Imej yang dirakam haruslah mengetengahkan suasana, personality dan karakter yang akan memberikan gambaran SUBJEK itu.

f. Lokasi

- Jika tidak mempunyai studio, tumpukan perhatian pada potret persekitaran.

- Ketengahkan SUBJEK dan juga keadaan sekelilingya tetapi jangan sampai menenggelamkan SUBJEK.

- Gunakan nilai APERTURE yang besar untuk memberi tumpuan pada SUBJEK.

g. Pencahayaan

- Gunakan fungsi SOFT FLASH.

- Cahaya dari tingkap atau lampu di sekeliling.

- Cahaya matahari mampu memberikan pencahayaan yang sempurna

- Waktu redup memberikan pencahayaan yang sekata manakala matahari yang terik kadangkala memerlukan kita menggunakan REFLECTOR untuk mengelakkan bayang bayang yang keras. Ini sama seperti konsep FILL in FLASH.

5. Gambar Lanskap yang bagus

- Tempat yang tinggi selalunya memberikan pengawalan pemandangan.Jika kamera anda mempunyai fungsi MANUAL, gunakan APERTURE f11 atau f16 untuk memastikan keseluruhan pemandangan adalah dalam keadaan fokus.

- Awal pagi dan lewat petang adalah masa yang sangat sesuai untuk merakam imej lanskap. Ini kerana pada ketika ini, sudut pencahayaan matahari adalah rendah dan akan menghasilkan bayang bayang dan tekstur yang menarik.

- Kebiasaanya lanskap yang menarik tidak mudah didapati di tepi jalan,sebaliknya perancangan awal dengan membuat rujukan di laman web tentang lokasi yang menarik adalah satu tindakan yang bijak.

- Lensa jarak luas selalunya digunakan untuk Lanskap ini kerana ia memberikan lebih luas pemandangan dan menghasilkan perspektif. Terdapat satu alat yang dipanggil “WIDE ANGLE LENS CONVERTER” di pasaran. Alat ini dipasang pada hadapan lensa untuk menghasilkan imej luas seakan akan kita menggunakan WIDE ANGLE LENS.

- Imej lanskap akan lebih menarik jika satu elemen di hadirkan sebagai FOREGROUND untuk menghasilkan satu kesan “jarak” atau perspektif yang menarik.Pastikan kita guna APERTURE kecil untuk mengelak imej menjadi kabur.

- Pastikan kita tidak lupa untuk membawa TRIPOD, ia untuk mengelakan gambar menjadi kabur. Dapatkan TRIPOD yang ringan kerana kita akan menggunakan tenaga untuk mencari lokasi yang lebih menarik.

- Cari lokasi yang membolehkan kita abaikan bahagian atas dan bahagian bawah untuk menghasilkan imej yang lebih dramatic seakan akan komposisi panorama “LETTERBOX”

- Gunakan POLARIZING FILTER untuk menggelapkan sikit langit dan meninmbulkan sedikit warna pada lanskap.( FILTER ini boleh dikatakan harus ada untuk setiap fotografi lanskap)

- Gunakan HYPERFOCAL DISTANCE untuk mendapatkan SHUTTER SPEED yang singkat dan DEPTH OF FIELD yang hebat. HYPERFOCAL DISTANCE membolehkan kita merakam lanskap yang jelas dari FOREGROUND sehingga BACKGROUND. Ia lebih bagus dari menetapkan jarak fokus lensa pada infiniti.

- Jika kamera kita mempunyai pilihan untuk merakam gambar dalam format RAW pastikan kita menetapkan dalam format ini selain JPEG. Format RAW sudah tentu akan menggunakan ruang yang besar dalam MEMORY CARD tetapi ia tidak akan melakukan perubahan pada resolusi imej seperti JPEG. Format RAW membolehkan kita mengolah gambar pada tahap yang lebih selesa dengan menggunakan perisian seperti ADOBE PHOTOSHOP.

- Lain dari yang lain. Hasilkan imej lanskap anda dalam keadaan yang tidak pernah dilihat sebelumnya. Jurugambar yang cekap boleh menghasilkan imej yang sama seperti orang lain, tetapi jurugambar yang hebat menghasilkan imej yang unik. Elakan imej yang sudah basi. Cuba sudut yang berlainan seperti sudut rendah. sudut pandangan dari mata haiwan mungkin nampak lebih dramatik

- Hasilkan gambar yang mempunyai cerita. Cari tema, frasa kata, dan sudut penglihatan yang akan menerangkan segala galanya.

6. Fotografi Seni bina (architecture)

- Kunci bagi imej senibina yang menarik ialah dengan memahami apa itu imej DISTORTION(herotan) dan pemilihan waktu yang sesuai untuk merakam.

- Garisan dinding samada melintang atau menegak kadang kadang nampak DISTORT(herot) ini disebabkan oleh sudut yang tidak sesuai ketika merakam dan penggunaan alatan yang tidak betul.

- Jika kita merakam gambar bangunan yang tinggi, elakan merakam dari sudut bawah ini kerana bahagian bawah bangunan akan kelihatan lebih besar berbanding bahagian atas. Cari lokasi yang tinggi kalau boleh untuk sudut yang lebih baik.

- Pencahayaan yang berbeza juga menghasilkan suasana yang berbeza. Jika bangunan itu tidak dapat pencahayaan yang secukupnya ketika waktu siang, mungkin pada waktu malam lebih baik cahayanya. Pastikan juga imej yang dirakam itu mempunyai cerita yang boleh disampaikan. Seperti blok pejabat yang hanya mempunyai satu ruang bilik sahaja yang bercahaya.

- Cahaya tepi akan menghasilkan bayang bayang yang lebih dramatik di hadapan manakala cahaya dari belakang pula akan menghasilkan imej siluet.

- Kebanyakan gambar bangunan yang cantik dirakam ketika waktu malam dan ketika masih ada cahaya sedikit di langit. Kita tidak perlukan peralatan kamera yang mahal untuk menghasilkan imej yang cantik. Jangan lupa TRIPOD.

7. Tempat yang menarik dan sekitarnya

- Suasana ketika Matahari terbit dan matahari tenggelam akan memberikan bayang bayang yang panjang,pencahayaan yang unik dan bermacam macam warna yang akan timbul.

- Jika kita sudah memilih lokasi,pastikan kita tiba awal ketika matahari baru hendak terbit sama juga ketika 15 minit sebelum matahari tenggelam.

- Fotografi banyak mengajar kita erti kesabaran. Pastikan keadaan sekeliling,lihat sekali lagi dan rakam. Tunggu sehingga orang ramai dan cahaya yang secukupnya. Pastikan sudut yang berlainan. Kekalkan imej kita seringkas yang mungkin untuk menarik pandangan pada SUBJEK.

- Gunakan peraturan komposisi seperti RULES OF THIRD, GOLDEN SECTION dan sebagainya. Berkemungkinan kita akan menghasilkan gambar yang lebih dinamik, seimbang dan harmoni.

- Gunakan SHUTTER SPEED yang panjang untuk menghasilkan pergerakan pada imej jika perlu

- Pastikan gambar yang ingin kita rakam itu menceritakan suasana tempat dan keadaan sekitarnya.

8. Still Life ( hidupan pegun)

- Rakaman imej jenis ini selalunya dirakamkan di ruang dalam. Kita perlukan lampu yang baik. Tingkap selalunya memberikan pencahayaan yang cukup dari matahari.

- Haruslah berhati hati apabila kita menggunakan FLASH terbina dalam kamera. Semakin dekat FLASH dengan SUBJEK akan menghasilkan pencahayaan yang agak terang. Gunakanlah tisu untuk mendapatkan pencahayaan dari FLASH yang lebih tersebar.

- Jika kita menggunakan cahaya dari matahari, berkemungkinan kita perlu untu menetapkan SHUTTER SPEED pada waktu panjang. Gunakan TRIPOD dan TIMER. Jangan lupa untuk mengimbangi cahaya dengan meletakkan sekeping kertas bewarna putih di bahagian bertentangan untuk memantulkan cahaya.

- Mulakan merakam gambar hidupan pegun dengan kuantiti yang kecil. Mulakan dengan satu SUBJEK. Perhatikan bagaimana cahaya mempengaruhi SUBJEK. Tambahkan elemen yang lain untuk komposisi yang berlainan. Teruskan dengan cara ini sehingga kita berpuas hati.

- Semasa merakam SUBJEK, selalu fikirkan tentang kontra warna, sifat sifat cahaya dan tekstur.

- Perhatikan Latarbelakang. Latarbelakang akan menghasilkan kontra warna. Latarbelakang yang baik juga akan membantu untuk menonjolkan lagi SUBJEK. Latar belakang yang kurang elok akan menenggelamkan SUBJEK.

- Kain baldu hitam akan menyerap cahaya dan ianya boleh digunakan apabila kita tidak mahu sebarang pantulan cahaya pada SUBJEK.

- Rakam gambar yang berinspirasi. Bagaimana? Dengan meneliti jenis cahaya dan bayang bayang. Fikirkan tentang tajuk lagu dan luahkan ia dalam bentuk gambar. Judul buku atau pun peribahasa juga membantu.

- Jika kita mempunyai perisian yang membolehkan kita untuk mengolah gambar, gunakan ia. Olah mengikut konsep yang bertema.

- Praktiskan lebih banyak tentang pemahaman komposisi dan pencahayaan. Jangan gusar jika imej yang kita rakam tidak menjadi, sebaliknya belajarlah dari kesilapan.

9. Makro atau jarak dekat

1) Pilih MACRO MODE pada kamera anda

- Ramai antara kita yang kurang peka dengan kehadiran fungsi ini. MACRO MODE diwakilkan dengan symbol bunga kecil.

- Terdapat dua pilihan pada MACRO MODE, samada kita memilih untuk memfokus SUBJEK pada jarak yang begitu hampir dengan lensa atau pada keadaan biasa.

- MACRO MODE selalunya akan mengingatkan kita bahawa pengunaan APERTURE yang besar adalah digalakkan supaya BACKGROUND dapat dipisahkan antara SUBJEK.

2) Gunakan TRIPOD

- TRIPOD amat berguna untuk mengelakkan gambar kita dari kabur dan membenarkan kita mencuba pelbagai komposisi yang berlainan

3) APERTURE

- Kebanyakan kamera tidak banyak memberikan pilihan untuk mengubah fungsi yang lain semasa fungsi MACRO dipilih. Tetapi jika kamera kita membenarkan untuk mengubah nilai APERTURE ia sudah cukup bagus sebenarnya.

- Dalam topic pembelajaran kita tentang APERTURE, fungsi APERTURE ialah untuk mendapatkan DEPTH OF FIELD. Dalam konteks ini, sila pilih APERTURE yang besar(nilai APERTURE kecil) jika kita mahukan DEPTH OF FIELD yang besar dalam erti kata lain hanya SUBJEK yang diinginkan sahaja dalam keadaan FOKUS atau pilih APERTURE yang kecil(nilai APERTURE besar) untuk menghasilkan keseluruhan imej dalam keadaan FOKUS dari FOREGROUND hingga ke BACKGROUND.

- Dalam MAKRO fotografi selalunya APERTURE yang besar(nilai APERTURE kecil) digunakan.

4) PemFOKUSan

- MAKRO fotografi memerlukan pemfokusan yang baik. Terutamanya ketika kita menggunakan APERTURE yang besar dimana hanya SUBJEK sahaja dalam keadaan FOKUS.

- Jika kamera kita mempunyai fungsi untuk mengubah jarak FOKUS secara manual, gunakan ia untuk menentukan titik FOKUS yang agak menarik.

5) Komposisi

- Ingat kembali undang undang dalam Komposisi seperti RULES OF THIRD dan seterusnya.

- Pastikan imej yang akan terhasil itu nanti mempunyai titik penting yang mampu menonjolkan SUBJEK. Pastikan juga SUBJEK itu berada pada kedudukan yang sesuai. Latarbelakang juga memainkan peranan yang penting.

6) FLASH

- Dalam MAKRO fotografi, pencahayaan adalah penting. Samada pencahayaan asli atau tiruan dapat mempengaruhi suasana.

- Jika kamera kita membolehkan kita untuk mengubah nilai kekuatan cahaya dari FLASH, ubah lah ia mengikut kesesuaian jarak SUBJEK dan lensa.

- Gunakan tisu dan diletakkan di hadapan FLASH untuk mendapatkan Cahaya yang lebih tersebar.

- Dapatkan kertas A4 atau seumpamanya untuk bertindak sebagai REFLECTOR bagi mengimbangi cahaya.

- Cubalah bereksperimen dengan cahaya.

7) Rakaman Imej

- Setelah gambar MAKRO dirakamkan, pastikan kita melihat terlebih dahulu hasilnya pada monitor LCD di belakang kamera. Pastikan imej yang dirakam itu berada dalam keadaan jelas dan tidak kabur.

- Cuba bereksperimentasi dengan cahaya yang berlainan, gunakan APERTURE yang berlainan, komposisi dan titik fokus untuk mendapatkan imej yang terbaik.

8) MACRO LENS ATTACHMENT

- Sesetengah kamera digital mempunyai aksesori yang boleh ditambah dihadapan lensa.

- Ini untuk membantu dalam memudahkan MAKRO fotografi. Aksesori ini akan membesarkan imej yang akan kita rakam itu dan membolehkan kita untuk merapatkan lagi jarak SUBJEK dan lensa

9) SELF TIMER

- Penggunaan SELF TIMER dan TRIPOD membantu kita untuk memastikan imej yang akan dirakam itu berada dalam keadaan yang jlas sekali. Bebas dari goyangan yang akan menyebabkan imej MAKRO kabur.

10. Haiwan

a. Pencahayaan

- Pencahayaan yang menarik ialah cahaya semulajadi iaitu matahari. Jika haiwan itu adalah haiwan perliharaan kita, seelok eloknya bawalah ia keluar dari rumah atau sebagainya.

- Cahaya dari tingkap juga membantu.

- Posisikan atau ubah kedudukan haiwan itu supaya ia dapat menggunakan cahaya dengan optimum. Cahaya dari belakang dan sedikit ke sisi adalah satu pemilihan yang baik.

- Elakkan dari cahaya matahari langsung. Ini kerana ia akan mengubah warna,kontra dan tekstur semulajadi haiwan itu. Sebaliknya cuaca mendung yang terang adalah satu pilihan juga.

- Jangan gunakan FLASH kerana ia akan menghasilkan kesan RED EYE dan mengherotkan bayang bayang dan perincian haiwan kesayangan kita itu. Melainkan jika haiwan kesayangan kita itu memakai kot hitam, dan haruslah kita menggunakan flash.

b. Komposisi

- Rakam dari aras yang sama dengan haiwan kita.

- Jangan memaksa ia untuk mendongak melainkan kita berniat untuk merakam imej sebegini.

- Jangan tunggu sehingga haiwan kesayangan kita datang kepada kita, sebaliknya kita perlu mendekatinya untuk memastikan haiwan kesayangan kita itu berada dalam keadaan selesa. Bayangkan kita berada dalam dunia mereka. Walaupun kita terpaksa berbaring atas rumput atau lantai sekalipun. Komposisi ini sangat bagus apabila kita ingin merakam potret penuh.

- Rakam seberapa imej potret yang boleh dengan menggunakan fungsi ZOOM dan cuba pastikan potret wajah haiwan kesayangan kita memenuhi setiap ruang gambar.

- Dapatkan bantuan rakan atau ahli keluarga untuk memegang haiwan kesayangan kita supaya kita dapat mengubah posisi dan sudut pandangan yang berbeza.

c. Personaliti

- Pastikan haiwan kesayangan kita berada dalam keadaan selesa. Kehadiran kamera boleh mengganggu ia.

- Dengan bantuan rakan dan ahli keluarga, kita boleh mengubah perhatian haiwan kesayangan kita dan jadikan ia leka.

- Rakam ekspresi dan karakter haiwan kesayangan kita. Jika ia gembira, cuba rakamkan imej yang menunjukan senyuman mereka walaupun dalam versi mereka sendiri.

- Sediakan alat mainan seperti bola atau tikus dan sebagainya. Letakan mainan ini betul betul di hadapan kamera dan biarkan mereka mencuba untuk mendapatkanya. Anda akan merakamkan saat yang paling baik sekali.

- Cuba untuk menghasilkan bunyi yang akan menarik perhatian mereka.

11. Abstrak

- menggunakan warna dan corak untuk menghasilkan imej yang tidak mempunyai maksud sebenar. Tiada SUBJEK.

- Mengetengahkan corak dan tekstur tidak seperti jenis fotografi yang lain yang ada SUBJEK.

- Menghasilkan imej abstrak adalah senang Cuma untuk mendapatkan imej abstrak yang baik sedikit sukar.

- Cara yang senang untuk menghasilkan imej abstrak ialah dengan menggunakan air yang mengalir. Gunakan SHUTTER SPEED yang panjang untuk menghasilkan imej yang seakan bergerak. Tetapi adakah imej yang akan terhasil ini akan nampak menarik?

- Peranan cahaya amat penting, dengan keadaan matahari sedikit condong ke bawah akan menghasilkan warna yang menarik. Gunakan perisian ADOBE PHOTOSHOP dan seumpamanya untuk menghasilkan warna yang berlainan kemudian.

- Merakam imej bendera yang sedang berkibar ketika ditiup angin dengan menggunakan SHUTTER SPEED yang panjang juga akan menghasilkan imej abstrak.

- Penuhkan ruang gambar anda.

- Imej bunga yang diambil dengan jarak dekat dan dipenuhkan ruang gambar juga menghasilkan imej abstak yang baik.

- Kemana dan di mana juga kita berada, pasti ada sesuatu yang boleh kita jadikan imej abstrak. Warna, corak dan tekstur adalah elemen utama dalam imej abstrak.

- Tiada peraturan atau undang undang dalam menghasilkan imej abstrak. Gunakan daya imiginasi kita bersama keadaan sekeliling untuk menghasilkan imej abstrak yang baik